Minggu, 25 April 2010

PERILAKU KONSUMEN

Konsumen adalah mereka yang memilki pendapatan (uang) dan menjadi pembeli barang dan jasa di pasar. Seseorang konsumen yang rasional pada waktu akan memutuskan pembelian suatu barang tidak didasari oleh emosi belaka namun terutama didasari pada suatu pertimbangan bahwa apa yang akan dibelinya memang memberikan tingkat kepuasan terbesar jika dibandingkan dengan barang lainnya.

Terdapat beberapa pengertian mengenai Perilaku Konsumen yaitu sebagai berikut :

James F Engel et al (1994)

Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan in

Schiffman dan Kanuk (1994)

Istilah perilaku Konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Loudon dan Albert (1993)

Perilaku konsumen adalah proses keputusan dan aktivitas fisik individu yang terlibat dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, atau memberikan barang dan jasa yang diperolehnya.

Kotler dan Amstrong (1997)

Perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal.

Mullen dan Johnson (1990)

Perilaku Konsumen sebagai pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari

Winardi (1991)

Perilaku konsumen sebagai perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli, dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.

Ujang Sumarwan (2000)

Secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut, Apa yang dibeli konsumen? (what they buy?), mengapa konsumen membelinya? (why they buy it?), kapan mereka membelinya? (when they buy it?), dimana mereka membelinya? (where they buy itu?), berapa sering mereka membelinya? (how often they buy itu?), berapa sering mereka menggunakannya? (how often they use it?).

Tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang disebut Utilitas. Konsep utilitas muncul pada abad 17, berawal dari hasil pengamatan seseorang mahasiswa bernama DANIEL BERNOULLI salah seorang anggota perkumpulan pakar matematika Swiss. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap orang dalam melakukan suatu kegiatan akan berusaha menghindari resiko, ada suatu keyakinan bahwa setiap tambahan kekayaan akan memberikan tambahan utilitas yang semakin berkurang.

Konsep Utilitas kemudian diaplikasikan pada ilmu-ilmu social oleh filsuf berkebangsaan Inggris yakni JEREMY BENTHAM (1748-1831) dan kemudian dikembangkan oleh para ahli ekonomi seperti WILLIAM STANLEY JEVONS (1871) dari Inggris, LEON WALRAS (1894) dari Perancis serta CARL MENGER dari Austria. Untuk memahami lebih lanjut mengenai perilaku konsumen digunakan dua pendekatan yaitu: Teori Kardinal dan Teori Ordinal.

TEORI KARDINAL

Teori ini menyatakan bahwa kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat dihitung atau dikuantitatifkan baik dalam satuan uang ataupun satuan lain. Satuan yang dipergunakan dalam pendekatan ini adalah Util. Sedangkan nilai kegunaan yang diperoleh dari mengkonsumsi disebut Total Utility (TU). Dan tambahan kegunaan atau tambahan kepuasan yang kita peroleh dalam mengkonsumsi barang tersebut disebut Marginal Utility (MU). Dalam konsep marginal utility berlaku hukum “The Law Of Deminishing Maginal Utility” yaitu kepuasan tambahan yang semakin lama semakin menurun.

Pendekatan guna cardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasaan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga dapat diukur. Oleh karena menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistic. Inilah yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan daripada teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna cardinal, yang terkenal pula dengan sebutan teori konsumen degan pendekatan guna marginal klasik atau classical marginal utility approach.

Disamping memiliki kelemahan teori ini juga memiliki kelebihan yang menonjol yaitu lebih mudahnya is konsepsi guna cardinal untuk diselami, khususnya bagi mereka yang baru pertama kali karena mudah dimengerti.

Berikut ini asumsi-asumsi dasar yang khas untuk teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna cardinal :

1. asumsi bahwa guna barang-barang atau jasa-jasa konsumsi dapat diukur.

2. asumsi guna batas uang yang konstan dan guna batas barang-barang konsumsi yangmenurun.

3. asumsi bahwa anggaran pengeluaran rumah tangga konsumen sama sebesar pendekatan yang diterimanya, dan

4. asumsi guna total yang mempunyai sifat additive.

TEORI ORDINAL

Menurut teori ordinal kepuasan seseorang konsumen tidak dapat dihitung atau dikuantitatifkan tetapi hanya dapat dibandingkan yaitu dengan memberikan rengking atau membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi. Pendekatan ordinal dilakukan menggunakan analisis kurva indifferensi pertama kali ditemukan oleh ekonom asal inggris F.Y.EDGEWORTH tahun 1881. Kemudian dikembangkan oleh VILREDO PARETO dari Italia dan dipopulerkan keseluruh dunia tahun 1930-an oleh R.G.D ALLEN dan J.R.HIKS asal Inggris.

Pendekatan Indifference Cuve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan knsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Dalam pendekatan Marginal Utility digunakan anggapan sebagai berikut :

1. Utility bisa diukur dengan uang.

2. Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa “Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan yang dikonsumsikan akan menurun”.

3. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.

Sumber :

  • Bab IV Teori Perilaku Konsumen, Pengantar Ekonomi
  • Mumuh Mulyana Mubarak, SE, Consumer Behavior
  • Bab IX Teori Konsumen Pendekatan Guna Kardinal
  • Bab 2 Perilaku Konsumen

Profesional Dengan sertifikasi

Sertifikasi merupakan salah cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi. Sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme. Ada beberapa alasan tentang pentingnya sertifikasi untuk profesional dibidang TI:

  • Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan dibidang TI membutuhkan expertise (kepakaran). Penguasaan secara mendalam dapat dibuktikan melalui sertifikasi karena untuk mampu sertifikasi ada proses ujian yang tidak mudah dan memnuhi standar tertentu.
  • Bahwa profesi dibidang TI, dapat dikatakan profesi menjual jasa dan bisnis jasa.

Beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan sertifikasi antara lain:

  • Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih professional
  • Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian individu terhadap sebuah profesi.
  • Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian individu terhadap sebuah profesi.
  • Pengakuan dari organisasi profesi sejenis (benchmarking) baik pada tingkat regional maupun internasional.
  • Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional, regional amupun internasional
  • Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala yang diberlakukan.

Jenis-Jenis Sertifikasi

Sisi jenis sertifikasi yang berkembang dewasa ini, mengarah pada 2 klasifikasi sertifikasi yaitu :

  1. Sertifikasi berorientasi produk
    • Sertifikasi yang dikeluarkan berkaitan dengan produk perangkat lunak atau perangkat keras dari perusahaan tertentu seperti Microsoft, Oracle, Cisco, dll.
    • Biayanya cukup mahal.
    • Contoh:

- Sertifikasi microsoft : dengan label MCP (Microsoft Certified Professional) misalnya : MCDBA (Microsoft Certified Database Administrators), MCT (Microsoft Certified Trainers) à pelatihan perangkat lunak.

- Sertifikasi Oracle : OCP (Oracle Certifed Professional), misalnya: konsep-konsep dasar SQL.

- Sertifikasi CISCO : CCNP (Cisco Certified Networking Professional), misal : konfigurasi switch dan router,ACL.

  1. Sertifikasi yang berorientasi profesi
    • Sertifikasi yang diuji kompetensinya sebagai seorang ahli dibidang TI.
    • Contohnya:

- CCP (Certified Computer Programmer) à merupakan sertifikasi untuk para profesional yang bekerja sebagai programmer.

- CSP (Certified Systems Professional) à merupakan sertifikasi para profesional yang bekerja dibidang analis desain dan pengembangan sistem berbasis komputer.

Sumber :

Devie Rosa Anamisa, S.Kom, Bab IV PROFESI DAN PROFESIONALISME DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

PROFESI-PROFESI DALAM BIDANG TI

Apa itu Profesi sebenarnya sudah saya uraikan pada bahasan sebelumnya yang berjudul “PERKEMBANGAN ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI” tetapi tidak ada salahnya jika dicantumkan lagi.

Pengertian Profesi

Belum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada standar pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai profesi. Ada yang mengatakan bahwa profesi adalah “jabatan seseorang walau profesi tersebut tidak bersifat komersial”. Secara tradisional ada 4 profesi yang sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum, pendidikan, dan kependetaan.

Dengan berjalan waktu muncul beberapa pegertian tentang Profesi, yang salah satunya Profesi adalah suatu lapangan kerja yg memerlukan pendidikan khusus, yang berakhir dengan suatu gelar dari lembaga pendidikan tinggi, serta mengakui adanya kewajiban terhadap masyarakat dan memiliki kode etik yang mengikat setiap orang yang menyandang suatu profesi tertentu.

Profesionalisme

Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik. Ciri-ciri profesionalisme:

  1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi
  2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan
  3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya
  4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

Dan Apa itu TI juga harus kita ketahui, TI atau Teknologi Informasi adalah Rekayasa ilmu dalam pengolahan data menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan diatas dapat dikembangkan bahwa terdapat Profesi dalam bidang Teknologi Informasi yang saat ini, banyak tersedia lapangan pekerjaan yang menjanjikan prospek yang cerah.

Profesi TI

  1. OPERATOR, yaitu :
    • Menangani operasi sistem komputer, seperti :

- Menghidupkan dan mematikan mesin

- Melakukan pemeliharaan sistem computer

- Memasukkan data

· Tugas biasanya bersifat reguler dan baku

  1. TEKNISI KOMPUTER, yaitu :
    • Memiliki kemampuan yang spesifik, baik dalam bidang hardware maupun software
    • Mampu menangani problem-problem yang bersifat spesifik
  2. TRAINER, yaitu :
    • Melatih ketrampilan dalam bekerja dengan komputer
  3. KONSULTAN, yaitu :
    • Menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan TI
    • Memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi
    • Penguasaan masalah menjadi sangat penting
  4. PENELITI, yaitu :
    • Menemukan hal – hal baru di bidang TI
    • Teori, konsep, atau aplikasi
  5. PROJECT MANAGER, yaitu :
    • Mengelola proyek pengembangan software
    • Perencanaan, memberi arahan & melaksanakan aktivitas manajemen proyek untuk suatu divisi/ area.
    • Memonitor progress terhadap jadwal & anggaran proyek.
    • Bisa juga mengalokasikan atau membantu mengalokasi sumber daya sesuai dengan hasil proyek yang harus diselesaikan
    • Tugas :

- meyakinkan agar pengembangan software dapat berjalan dengan lancar

- menghasilkan produk seperti yang diharapkan

- Menggunakan dana dan sumber daya lain seperti yang telah dialokasikan

  1. PROGRAMER/SOFTWARE ENGINEER, yaitu :
    • Membuat program berdasarkan permintaan
    • Menguji dan memperbaiki program
    • Mengubah program agar sesuai dengan sistem
    • Penguasaan bahasa pemrograman sangat ditekankan
    • Terbiasa dengan pengembangan software ‘life cycles’ .
    • Memiliki ketrampilan dalam men-desain aplikasi
    • menyiapkan program menurut spesifikasi
    • dokumentasi /’coding’
  2. GRAPHIC DESIGNER/WEB DESIGNER, yaitu :
    • Membuat desain grafis, baik itu web maupun animasi
    • Perlu menguasai web design dan aplikasi berbasis web
    • Mengembangkan rancangan inovatif aplikasi web-based beserta isi dari aplikasi tersebut
  3. DATABASE ADMINISTRATOR, yaitu :
    • Mengelola basis data pada suatu organisasi :

- Kebijakan tentang data

- Ketersediaan dan integritas data

- Standar kualitas data

    • Ruang lingkup meliputi seluruh organisasi/ perusahaan
    • Bertanggung jawab Untuk administrasi & pemeliharaan teknis yang menyangkut perusahaan dalam pembagian sistem database.
  1. SISTEM ANALYST AND DESIGNER, yaitu :
    • Melakukan analisis terhadap sebuah sistem dan mengidentifikasi kelebihan, kelemahan, dan problem yang ada
    • Membuat desain sistem berdasarkan analisis yang telah dibuat
    • Keahlian yang diperlukan :

- Memahami permasalahan secara cepat dan akurat

- Berkomunikasi dengan pihak lain

    • Merancang, membuat ‘code’ (program) dan menguji program untuk mendukung perencanaan pengembangan aplikasi sistem
  1. I T EXECUTIVE, yaitu :
    • Memelihara kecukupan, standard & kesiapan systems/infrastructure untuk memastikan pengoperasiannya dapat efektif & efisien.
    • Menerapkan prosedur IT & proses untuk memastikan data terproteksi secara maksimum
  2. IT ADMINISTRATOR, yaitu :
    • Menyediakan implementasi & administrasi yang meliputi Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN) dan koneksi dial-up, firewall, Proxy serta pendukung teknisnya.
  3. NETWORK ADMINISTRATOR, yaitu :
    • Mengurusi & mengoperasi jaringan LAN maupun WAN, manajemen sistem serta dukungan terhadap perangkat kerasnya
  4. SYSTEM ENGINEER, yaitu :
    • Menyediakan rancangan sistem & konsultasi terhadap pelanggan.
    • Memberikan respon terhadap permintaan technical queries serta dukungannya.
    • Termasuk melakukan pelatihan teknis ke pelanggan & IT administrator.
  5. NETWORK SUPPORT ENGINEER, yaitu :
    • Melaksanakan komunikasi & analisa sistem networking
    • Mendisain perencanaan untuk integrasi. Mendukung jaringan pada internet, intranet & extranet.
    • Menganalisa & ikut ambil bagian dalam pengembangan standardisasi keamanan & implementasi mengendalikan untuk keamanan LAN & WAN
  6. HELPDESK ANALYST, yaitu :
    • Me-’remote’ permasalahan troubleshoot melalui email/telephone dengan cara mengambil alih kendali para pemakai via LAN/WAN koneksi.
    • Perencanaan, mengkoordinir & mendukung proses bisnis, sistem & end-users dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
  7. ERP CONSULTANT, yaitu :
    • Memberikan nasehat teknis ataupun fungsional pada implementasi solusi ERP.
    • Harus mempunyai beberapa pengetahuan tertentu dalam rangka memetakan proses.
  8. ACCOUNT MANAGER, yaitu :
    • Bertanggung jawab untuk kemajuan penjualan suatu solusi dan/atau produk serta target pendapatan.
  9. BUSINESS DEVELOPMENT MANAGER, yaitu :
    • Secara umum mengetahui kebutuhan akan pelanggan. Memiliki ketajaman yang diperlukan dalam menopang & menguntungkan bisnis.
    • Mempunyai kemampuan luas yang mampu menyerap & berkomunikasi jelas ttg bisnis kompleks serta konsep teknologi.
  10. IT MANAGER, yaitu :
    • Mengatur kelancaran dari sistem IT.
    • Troubleshooting & membantu organisasi dalam menangani permasalahan IT.
    • Sesuai dengan pengembangan IT yang baru dalam bidang yang diperlukan.

Profesi-profesi dalam bidang Ti ini termasuk bidang pekerjaan yang baru dan cukup popular saat ini. Permintaan akan profesi TI ini sudah sangat banyak baik dalam Perusahaan, Lembaga Pendidikan Formal maupun Non Formal, dan juga Wiraswasta. Memang profesi ini diperlukan penguasaan yang tinggi dan dibutuhkan pengetahuan yang selalu berkembang dikarenakan perkembangan teknologi yang berjalan sangat pesat.

Sumber :

  • Lukito Edi Nugroho, Profesi Teknologi Informasi
  • Riri Fitri Sari/Bagio Budiardjo, Pekerjaan di Bidang Teknologi Informasi Professional Issues in Information Technology, Departemen Elektro FTUI, Maret 2009